
Gambar: Marko Aliaksandr/Shutterstock.com
Jakarta, tvrijakartanews - Sebagai yang pertama di dunia, ilmuwan Tiongkok berhasil menemukan satelit menggunakan laser inframerah pada siang hari. Pendekatan tersebut berhasil menemukan satelit Tiandu-1 pada jarak sekitar 130.000 kilometer (81.000 mil) dari Bumi, jauh melampaui lokasi sebagian besar satelit.
Laser tersebut dikirim dari sebuah stasiun di Bumi, dipantulkan dari perangkat retroreflektor di Tiandu-1 (satelit uji untuk komunikasi dan navigasi bulan), dan mencapai Bumi lagi dalam waktu kurang dari satu detik, di mana laser tersebut terlihat oleh teleskop 1,2 meter di Observatorium Yunnan milik Akademi Sains Tiongkok. Akademi tersebut membandingkan pencapaian tersebut dengan mengenai sehelai rambut dari jarak 10 kilometer (6 mil).
NASA telah menggunakan retroreflektor seukuran oreo untuk menemukan dua wahana di permukaan Bulan: wahana pendarat Vikram milik India dan wahana Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) milik Jepang. Laser ditembakkan oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA, yang menggunakan altimeter lasernya (sebuah perangkat untuk memetakan Bulan) untuk menemukan dua wahana pendarat tersebut.
“Altimeter LRO tidak dibuat untuk jenis aplikasi ini, jadi peluang untuk menemukan retroreflector kecil di permukaan Bulan sudah rendah,” kata Xiaoli Sun, yang memimpin tim yang membangun retroreflector SLIM di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA sebagai bagian dari kemitraan antara NASA dan JAXA dikutip dari IFL Science.
LRO menunjukkan bahwa pelacakan adalah suatu kemungkinan menggunakan laser di Bulan, tetapi jaraknya 100 kilometer (62 mil) di atas wahana pendarat ini. Sistem khusus yang melacak Tiandu-1 adalah pendekatan yang sama sekali baru, yang menunjukkan bahwa hal ini mungkin dilakukan pada jarak yang lebih dari 1.000 kali lebih jauh.
Laser penting bagi masa depan komunikasi jarak jauh, yang suatu hari nanti dapat menghadirkan komunikasi berkecepatan tinggi ke Mars. Komunikasi laser, yang juga dikenal sebagai Deep Space Optical Communications (DSOC), dipasang pada wahana antariksa Psyche, dan telah berhasil diuji sejauh ratusan juta kilometer, menghasilkan kecepatan data 100 kali lebih tinggi daripada gelombang radio konvensional.
Akan tetapi, ada keterbatasan, dan salah satunya adalah cahaya matahari. Oleh karena itu, sangat menarik untuk memiliki sistem seperti milik Observatorium Yunnan yang dapat mengatasi gangguan cahaya matahari. DSOC bukanlah sistem yang mudah diterapkan, tetapi teknologi mungkin bergerak ke arah yang benar.
“Masa depan tidak pasti. [Komunikasi laser] bukanlah upaya yang berkelanjutan dan apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan infrastruktur darat (yang penting bagi operasi) masih menjadi pertanyaan yang harus dihadapi NASA dan mencari sponsor dan sebagainya,” kata Abhijit “Abi” Biswas , teknolog proyek DSOC di Laboratorium Propulsi Jet NASA.